Powered By Blogger

Selasa, 16 November 2010

PUASA


A. Pengertian, Dasar Hukum dan Hikmahnya

            Puasa berasal dari bahasa sangsakerta yang artinya : menahan diri.Dalam bahasa Arab disebut “shaum/syiam” yang sama artinya dengan “al-imsak” yaitu, menahan atau mencegah.Sedangkan menurut syariat, shiyam ialah suatu amal ibadah yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari disertai niat karena Allah dengan syarat dan rukun tertentu.
            Hukum puasa di bulan Ramadhan adalah wajib. Allah berfirman :
Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa”(QS.Al-Baqarah : 183)
            Hikmah yang terkandung dalam puasa antara lain :
1.      Syukur atas nikmat Allah SWT. Puasa merupakan ungkapan rasa syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah dengan jumlah yang sangat tidak terbatas.
2.      Untuk kesehatan. Dengan berpuasa kita bisa memberikan waktu istirahat yang cukup bagi pencernaan agar dapat melanjutkan tugas selanjutnya dengan baik. Rasulullah bersabda bahwa perut itu pangkal dari segala penyakit.
3.      Untuk pendidikan. Puasa dapat memberikan pendidikan untuk menumbuhkan rasa sayang kepada fakir miskin dan meningkatkan kualitas keimanan/keyakinan kepada kebesaran dan kemurahan Allah.

B. Rukun dan Syarat serta Hal-Hal yang Membatalkannya

            Rukun puasa ada 2 yaitu :
1.      Berniat untuk puasa pada malam harinya (sebelum terbit fajar).
2.      Menahan diri dari makan dan minum serta hal-hal yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari.
Syarat-syarat puasa terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Syarat wajib puasa
a.       Orang Islam          d.   Suci dari haidh dan nifas
b.      Baligh / dewasa    e.    Mampu melaksanakan puasa
c.       Berakal
2.      Syarat sah puasa
a.       Islam                      c.    Suci dari haidh dan nifas
b.      Tamyiz                   d.    Bukan pada hari-hari yang diharamkan puasa
Adapun hal-hal yang dapat membatalkan puasa antara lain :
1.      Muntah disengaja
2.      Haidh dan nifas
3.      Bersetubuh pada siang hari atau setelah terbit fajar
4.      Memasukkan benda / sesuatu ke dalam rongga badan dengan sengaja
5.      Keluar mani karena masturbasi (istimna’)
6.      Hilang akal karena mabuk, gila atau pingsan
7.      Murtad

C. Orang-Orang yang Diperbolehkan Berbuka Puasa dan Diharamkan

1.      Yang wajib qadha saja.
a.       Orang sakit yang ada harapan untuk sembuh
b.      Orang yang bepergian jauh (81 km tempuh tanpa kendaraan)
c.       Orang yang hamil yang dikhawatirkan mudarat bagi dirinya atau calon bayinya
d.      Orang yang sedang menyusui anak yang dikhawatirkan mudarat bagi dirinya atau bagi anaknya
e.       Orang yang sedang haidh, nifas dan melahirkan
f.        Orang yang batal puasanya dengan salah satu perkara yang membatalkan puasa , selain mencampuri istrinya
2.      Yang wajib fidyah saja
       Fidyah adalah memberikan makan kepada orang miskin di hari ia tidak berpuasa sebanyak 1mud (sekitar 576 gram).Mereka itu ialah :
a.       Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh
b.      Orang lemah karena telah berusia lanjut, sehingga tidak kuat lagi untuk berpuasa
3.      Yang wajib qadha dan kifarat
Yaitu orang yang membatalkan puasanya dengan cara mencampuri istrinya, wajib mengganti puasa yang ia tinggalkan dan melakukan kifarat.Kifarat itu ialah :
a.       Memerdekakan hamba sahaya yang muslim
b.      Kalau tidak ada, maka wajib baginya berpuasa 2 bulan berturut-turut
c.       Kalau tidak mampu, wajiblah memberi makan 60 orang miskin, masing-masing 1 mud (576 gram) berupa makanan pokok
            Orang yang wajib puasa dan haram untuk tidak puasa adalah orang Islam yang mampu melaksanakan puasa dan tidak ada halangan apapun yang dibenarkan oleh syariat untuk tidak berpuasa.

D. Puasa Sunah dan Macam-Macamnya

            Puasa sunah ialah puasa yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh seorang muslim.Puasa sunah tersebut ialah :
1.      Puasa hari Senin dan Kamis
2.      Puasa 6 hari di bulan Syawal
3.      Puasa di hari Arafah (9 dzulhijjah)
4.      Puasa hari Asyura’ (10 Muharram)
5.      Puasa hari terang bulan qamariah (tanggal 13, 14 dan 15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar