Powered By Blogger

Selasa, 16 November 2010

JENAZAH


A. Perlakuan Terhadap Orang yang Menghadapi Kematian
            Ketika terlihat tanda-tanda bahwa orang tersebut sedang menghadapi kematian atau sakaratul maut, maka hendaknya salah seorang yang ada di samping orang yang sedang sakaratul maut menuntunnya dengan membaca lafadz “laa ilaaha illallaah”.Diharapkan akhir hidupnya diakhiri dengan kalimat yang baik, sehingga mendapatkan yang baik pula setelah kematiannya.

B. Kewajiban Terhadap Jenazah

1.      Memandikan Jenazah
a.       Mayyit laki-laki oleh laki-laki dan mayyit perempuan oleh perempuan.
b.      Lebih baik keluarganya sendiri.
c.       Suami boleh memandikan istrinya dan istri boleh memandikan suaminya.
d.      Orang yang memandikan dan tahu cacat si mayyit, tidak boleh menceritakannya kepada orang lain.
e.       Cara memandikan mayyit sebagai berikut : Sedikit-dikitnya meratakan air ke seluruh tubuh tiga kali atau lebih. Yang pertama dengan air sabun, yang kedua dengan air bersih dan yang ketiga dengan air bercampur kapur barus. Pada permulaannya dahulukan anggota wudhu’, kemudian seluruh tubuhnya sebelah kanan dan akhirnya sebelah kiri.
2.      Mengkafani Jenazah
Sedikitnya 3 helai kain yang menutup seluruh tubuh mayyit. Sunahnya bagi laki-laki 3 helai kain dan bagi perempuan 5 helai kain yaitu untuk sarung, baju, kerudung dan 2 helai untuk seluruh tubuh. Sunah pula kain kafan berwarna putih dan baru. Dan sesudah dikafani sunah pula diberi wewangian.
3.      Menshalati Jenazah
a.   Pengertian shalat jenazah
      Shalat jenazah ialah shalat yang dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka mendoakan orang muslim yang sudah meninggal.
b.      Syarat-syarat shalat jenazah
-         Menutup aurat
-         Suci dari hadats (besar/kecil)
-         Menghadap kiblat
-         Jenazah telah dimandikan dan dikafani
-         Letak jenazah di arah kiblat orang yang menshalati. Kecuali shalat jenazah di atas kuburan atau shalat ghaib
c.       Rukun-rukun shalat jenazah
-         Niat                                                                   
-         Berdiri bagi yang mampu                       
-         Takbir 4 kali                                        
-         Membaca surat al-Fatihah
-     Membaca shalawat atas Nabi
-    Mendoakan mayyit
-    Memberi salam
d.      Sunah-sunah shalat jenazah
-         Mengangkat tangan di tiap-tiap takbir     
-         Merendahkan suara bacaan                    
-         Membaca ta’awwudz
-   Disunahkan banyak pengikutnya
-   Memperbanyak shaf
e.       Cara mengerjakan shalat jenazah
-         Berdiri sebagaimana mestinya dan mengangkat takbiratul ihram sambil berniat[1]
-         Meletakkan tangan di atas dada seperti dalam shalat
-         Membaca ta’awwudz dan surat al-Fatihah
-         Mengangkat takbir yang kedua
-         Membaca shalawat kepada Nabi seperti dalam tahiyyat
-         Mengangkat takbir yang ketiga dan Mendoakan mayyit dengan lafazh :[2]
-         Mengangkat takbir yang keempat dan mendoakan mayyit dengan lafazh :[3]
4.      Mengubur Jenazah
-         Lubang kubur harus dalam, sedikitnya mencegah bau mayyit dan dari kemungkinan dibongkar binatang buas.
-         Tempat mayat dalam lubang sunah digalikan di tepi sebagai liang lahat.
-         Sunah diturunkan dari arah kaki menuju arah kepala.
-         Mayat diletakkan miring menghadap kiblat. Rusuk kanan di bawah. Semua ikatan dibuka dan pipi sebelah kanan disentuhkan ke tanah.
-         Ditutup dengan papan.
-         Ditimbun perlahan-lahan dengan tanah.
-         Diberi tanda (nisan) dan boleh ditinggikan
C. Ta’Ziah dan Ziarah Kubur
1. Pengertian Ta’ziah
            Ta’ziah berasal dari kata “azza-yu’azzi-ta’ziyatan” yang berarti menyebarkan dan menghibur. Sedang menurut istilah ialah mendorong, menghibur dan mendoakan orang yang tengah terkena musibah untuk bersabar dan bertawakkal kepada Allah, diberi keteguhan hati dalam menghadapi cobaan dan mendoakan orang yang meninggal dunia agar diampuni segala kesalahannya dan diterima semua amal ibadahnya, dengan jalan mengunjungi /mendatangi keluarga yang masih hidup.
2. Hukum Ta’ziah
            Ta’ziah sangat dianjurkan oleh ajaran agama dan bahkan merupakan realisasi dari kewajiban antar muslim.
3. Adab Ta’ziah
a.       Menghibur supaya tidak berlarut-larut dalam kesedihan.
b.      Memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggal mati, baik moral maupun material.
c.       Ikut serta menyalati jenazah dan mendoakannya.
d.      Ikut serta menghantarkan jenazahnya hingga selesainya upacara pemakaman.
4. Hal-hal yang Terlarang dalam Ta’ziah
a.       Menangisi jenazah secara berlebih-lebihan (meratap).
b.      Mencaci maki jenazah dan menampakkan sikap tidak senang kepada keluarga yang ditinggal mati.
c.       Berfoya-foya dan berhura-hura di rumah duka.

1. Pengertian Ziarah Kubur
            Ialah mengunjungi dan mendatangi makam (kuburan) kaum muslim dan muslimat.
2. Hukum Ziarah Kubur
            Hukum ziarah kubur bagi laki-laki adalah sunah. Sedangkan bagi perempuan, para ulama berbeda pendapat.
- Imam Malik, Hanafi dan sebagian ulama Hambali membolehkan bahkan termasuk   sunah.
- Sebagian ulama lainnya menghukumi makruh, sebab pada umumnya tabiat perempuan itu mudah sedih, sehingga lupa akan kekuasaan Allah.
-  Al-Qurtubi mengatakan bahwa bila perempuan itu mampu menahan ratapan, maka tidak ada halangan bagi mereka berziarah ke kubur.
3. Adab Ziarah Kubur
a.       Memberi salam kepada ahli kubur seraya diiringi doa.
b.      Tidak duduk dan berjalan di atas kuburan serta tidak bersandar pada kubur.
c.       Tidak mencaci maki dan menjelek-jelekkan penghuni kubur.
4. Hal-hal yang Dilarang dalam Ziarah Kubur
a.        Meminta-minta sesuatu kepada orang yang sudah meninggal.
b.        Tertawa terbahak-bahak.
c.        Bersenang-senang di kuburan.



[1] Lembar akhir
[2] Lembar akhir
[3] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar