Powered By Blogger

Selasa, 16 November 2010

SHALAT


A. Pengertian, dasar hukum dan hikmahnya

            Shalat berasal dari Bahasa Arab yang artinya do’a,rahmat dan mohon ampun. Sedangkan shalat menurut pengertian ilmu fiqih ialah perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan syarat-syarat tertentu.
            Hukum shalat bagi orang-orang muslim adalah wajib
1. Allah berfirman : “Dan dirikanlah shalat untuk mengingat Allah”(QS.Thaha :14)
2. Rasulullah bersabda : “Allah SWT telah mewajibkan kepada umatku pada malam isra’ lima puluh kali shalat, maka aku selalu kembali menghadapNya dan memohon keringanan sehingga dijadikan kewajiban shalat itu lima kali dalam sehari semalam”(HR.Bukhari dan Muslim)
            Hikmah shalat antara lain :
1.      Shalat merupakan sarana pembentukan kepribadian muslim.
2.      Senantiasa bersyukur dan ingat kepada Allah.
3.      Membina muslim agar hidup senantiasa bersih dan suci.
4.      Terhindar dari gangguan kejiwaan.

B. Rukun dan syarat serta hal-hal yang membatalkan shalat

            Rukun-rukun shalat ada 13 macam, yaitu :
1.      Niat mengerjakan shalat sesuai dengan jenis shalatnya.
2.      Berdiri bagi yang mampu. Bagi yang tidak mampu boleh dengan duduk atau berbaring atau dengan isyarat.
3.      Takbiratul ihram
4.      Membaca surat al-Fatihah.
5.      Ruku’ dengan thuma’ninah.
6.      I’tidal dengan thuma’ninah.
7.      Sujud dua kali dengan thuma’ninah.
8.      Duduk di antara dua sujud dengan thuma’ninah.
9.      Duduk tahiyyatul akhir.
10.  Membaca tahiyyatul akhir.
11.  Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
12.  Mengucapkan salam yang pertama.
13.  Tertib.
Syarat-syarat shalat terbagi menjadi dua macam, yaitu :
1.      Syarat wajib shalat :
a.   Islam
b.   Baligh
c.   Berakal
2.      Syarat sah shalat  :
a.   Suci badan dari hadats besar maupun kecil.
b.   Suci badan, tempat dan pakaian dari najis.
c.   Menutup aurat.
d.   Telah masuk waktu shalat.
e    Menghadap kiblat.
f.    Mengetahui tata cara melaksanakan shalat.
            Hal-hal yang dapat membatalkan shalat :
1.      Meninggalkan salah satu rukun shalat atau memutuskan salah satu rukun sebelum sempurna dilakukan, seperti I’tidal sebelum sempurna dilakukan.
  1. Tidak memenuhi syarat shalat seperti berhadats, bernajis, terbuka aurat dll.
  2. Berbicara dengan sengaja bukan untuk kepentingan shalat.
  3. Banyak bergerak (3x atau lebih) berturut-turut dengan sengaja.
  4. Makan dan minum.
  5. Menambah rukun fi’li, seperti sujud tiga kali.
  6. Tertawa terbahak-bahak.
  7. Mendahului imam sebanyak dua rukun (khusus bagi makmum).
  8. Membelakangi kiblat.
  9. Berubah niat.
  10. Murtad.

C. Shalat qashar dan jama’ serta shalat jum’at

# Shalat Qashar
    Ialah shalat yang diringkaskan rakaatnya, yaitu shalat fardhu yang jumlah rakaatnya empat, diringkas menjadi dua rakaat saja.
1.  Syarat-syarat shalat qashar
a.        Jauh perjalanan sedikitnya 16 farsakh, sama dengan 80,640 km (dibulatkan 81 km).
b.        Perjalanan itu tidak untuk maksiat.
c.        Shalat yang diqashar hanya shalat yang empat rakaat.
d.        Berniat untuk menjama’ atau mengqashar ketika takbiratul ihram.
e.        Tidak makmum kepada orang yang shalat penuh.
2.   Niat shalat jama’ dan qashar[1]
# Shalat jama’
1.   Jama’ Taqdim
      Maksudnya, mengumpulkan 2 shalat dan dikerjakan pada shalat yang pertama (didahulukan), yaitu :
  1. Shalat zhuhur- shalat ashar dikerjakan di waktu zhuhur.
  2. Shalat maghrib- shalat isya dikerjakan di waktu maghrib.
     Syarat-syarat jama’ taqdim :
a.        Dikerjakan dengan tertib, yakni zhuhur kemudian ashar dan maghrib lalu isya.
b.        Niat mengumpulkan kedua shalat itu pada shalat yang pertama.
c.        Dikerjakan berturut-turut.
Niat shalat jama’ taqdim [2]
2.   Jama’ Ta’khir
      Maksudnya, mengumpulkan dua shalat dan dikerjakan pada shalat yang kedua (diakhirkan), yaitu :
a.        Zhuhur- shalat ashar dikerjakan di waktu ashar.
b.        Maghrib- shalat isya’ dikerjakan di waktu isya’.

Syarat-syarat jama’ ta’khir :

a.        Niat pada waktu yang pertama.
b.        Dikerjakan berturut-turut, tidak boleh disela dengan pekerjaan lain.
Niat shalat jama’ ta’khir[3]
# Shalat Jum’at
            Shalat jum’at ialah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesudah dua khutbah pada waktu zhuhur di hari jum’at.
            Shalat jum’at hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim laki-laki dewasa, merdeka dan penduduk tetap (mukim) bukan musafir.
Allah berfirman : “Wahai orang-orang yang beriman apabila telah diseru untuk menunaikan shalat pada hari jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”(QS. Al-Jumu’ah:9).

Syarat wajib jum’at

  1. Islam                              e.   laki-laki
  2. Baligh atau dewasa        f.   Merdeka
  3. Berakal                           g.  Penduduk tetap(mukim) bukan musafir
  4. Sehat

Syarat sah jum’at

a.       Diadakan dalam satu tempat tinggal baik di kota maupun di desa.
  1. Dilaksanakan dengan berjamaah.
  2. Dikerjakan pada waktu zhuhur.
  3. Dilaksanakan setelah didahului oleh 2 khutbah.

Khutbah jum’at

a.       Memuji Allah pada khutbah pertama dan khutbah kedua.
  1. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
  2. Memberi nasihat kepada hadirin agar bertaqwa kepada Allah SWT.
  3. Membaca ayat-ayat al-Qur’an pada salah satu dari 2 khutbah.
  4. Berdo’a untuk orang mukminin pada khutbah yang kedua.

Syarat khutbah jum’at

a.       Dikerjakan dalam waktu zhuhur.
  1. Khatib harus suci dari hadats dan najis.
  2. Khatib menutup aurat.
  3. Khutbah dilaksanakan dengan berdiri, kecuali jika tidak mampu.
  4. Dengan duduk di antara dua khutbah.

Sunah khutbah jum’at

  1. Khutbah dilaksanakan di tempat yang lebih tinggi.
  2. Memberi salam sesudah naik mimbar.
  3. Dengan suara yang terang, fashih, lancar dan mudah dipahami.
  4. Duduk sejenak setelah salam.
  5. Khutbah disampaikan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek.

Halangan-halangan dalam shalat jum’at

      a.   Sakit       b.   Hujan lebat

Amalan-amalan sebelum shalat jum’at

  1. Mandi
  2. Memotong kuku dan merapikan kumis.
  3. Memakai pakaian yang rapih dan bersih.
  4. Memakai harum-haruman.
  5. Menuju masjid dengan berjalan kaki perlahan-lahan dan tidak banyak bicara.
  6. Masuk masjid dengan kaki kanan sambil membaca doa.
  7. Shalat sunah tahiyyatul masjid.
  8. Niat I’tikaf di dalam masjid.

D.  Shalat Sunah dan Macam-Macamnya

1.   Shalat Sunah Rawatib
      Ialah shalat sunah yang menyertai shalat fardhu baik dikerjakan sebelumnya (qabliyah) ataupun dikerjakan sesudahnya (ba’diyah).Shalat rawatib ini ada yang bersifat muakkad (kuat) dan ada yang bersifat ghairu muakkad (tidak kuat), yaitu
NO
Shalat
K/TK
Qabliyah
Ba'diyah
1
Shubuh
K
2



TK


2
Zhuhur
K
2
2


TK
2
2
3
Ashar
K




TK
4

4
Maghrib
K

2


TK
2

5
Isya
K

2


TK
2

K   =Kuat                    =10 rakaat
TK =Tidak kuat           =12 rakaat,seluruhnya =22
2.   Shalat Sunah Nawafil
      Ialah shalat sunah yang berdiri sendiri karena suatu sebab atau tidak ada sebab. Shalat sunah ini selain shalat sunah rawatib yang mengiringi shalat fardhu, antara lain :
  1. Shalat Dhuha
Ialah shalat yang dikerjakan di waktu dhuha.2 sampai 12 rakaat. Mulai matahari naik setinggi tombak (sekitar 18°) sampai tergelincir matahari. Caranya seperti shalat fardhu dengan salam setiap 2 rakaat.
b.      Shalat Witir
Ialah shalat yang dilaksanakan pada malam hari sebagai penutup shalat malam. Rakaatnya ganjil (dari 1sampai 11 rakaat). Waktunya sesudah melaksanakan shalat isya hingga terbit fajar. Cara melaksanakannya seperti shalat fardhu biasa dengan salam setiap selesai dua rakaat, kecuali yang satu rakaat.
c.       Shalat Tarawih
Ialah shalat sunah muakkad yang hanya dikerjakan pada malam hari di bulan Ramadhan. Tentang rakaat ada beberapa pendapat, yaitu : 8,20 atau 36 rakaat. Waktunya setelah shalat isya sampai terbit fajar. Caranya seperti shalat fardhu dengan salam setiap 2 rakaat.
d.      Shalat Tahajjud
Ialah shalat sunah yang dikerjakan pada malam hari setelah shalat isya.Rakaatnya 2 sampai tidak terbatas. Waktunya setelah shalat isya sampai terbit fajar (waktu terbaik sesudah tidur pada sepertiga malam terakhir). Caranya seperti shalat fardhu dengan salam setiap dua rakaat.
e.       Shalat Tahiyatul Masjid
Ialah shalat untuk menghormati masjid. Jumlah bilangannya dua rakaat. Waktunya setiap masuk masjid sebelum duduk. Caranya seperti shalat fardhu biasa.
f.        Shalat Hajat
Ialah shalat sunah yang dilaksanakan bagi orang yang punya hajat (keperluan) baik kepada Allah atau kepada sesama manusia. Jumlahnya 2 rakaat. Waktunya kapan saja setiap mempunyai keperluan. Caranya seperti shalat fardhu biasa.
g.       Shalat Istikharah
Ialah shalat memohon petunjuk kepada Allah agar memberikan pilihan terbaik karena adanya kebimbangan dari beberapa pilihan yang ada. Jumlahnya 2 rakaat. Waktunya kapan saja (siang / malam). Tetapi yang terbaik sepertiga terakhir malam. Caranya seperti shalat fardhu biasa.
h.       Shalat ‘Idain (Hari Raya)
Ialah shalat sunah berjamaah pada hari raya (Idul Fitri) atau (Idul Adha).Jumlahnya masing-masing 2 rakaat. Waktunya mulai terbit matahari sampai tergelincirnya, yaitu sekitar antara pukul 07.00- 08.30, Idul fitri pada tanggal 1 syawal dan Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijjah. Caranya seperti shalat fardhu biasa, kecuali pada takbirnya. Pada rakaat pertama (sesudah takbiratul ihram) mengangkat takbir lagi sebanyak 7 kali, dan 5 kali pada takbir kedua.Bacaan diantara takbir dengan takbir yaitu “subhanallah walhamdulillah walailahaillallah waallauhuakbar”.
i.         Shalat Gerhana (Gerhana Bulan/Matahari)
Ialah shalat yang dilakukan secara berjamaah/sendiri ketika terjadi gerhana (bulan/matahari). Jumlahnya 2 rakaat. Waktunya pada saat terjadi gerhana. Caranya seperti shalat fardhu biasa. Tetapi pada setiap rakaat ruku’ 2 kali, I’tidal 2 kali, dan membaca al-Fatihah 2 kali.
j.        Shalat Istisqa
Ialah shalat berjamaah untuk meminta turun hujan. Jumlahnya 2 rakaat. Waktunya kapan saja bila terjadi kemarau panjang akibat kedurhakaan penduduk atau lainnya. Dilaksanakan di pagi hari sesudah matahari meninggi.Caranya 3 hari sebelumnya masyarakat dianjurkan berpuasa. Pada hari ke-4 mereka keluar bersama-sama kelapangan (tua muda, anak-anak bahkan dengan binatang ternaknya). Kemudian shalat 2 rakaat seperti shalat hari raya hanya beda niatnya saja. Setelah shalat dilanjutkan dengan khutbah yang dimulai dengan istigfar masing-masing 7 kali pada setiap khutbah. Adapun cara khutbah istisqa sebagai berikut :
1.      Sunah khatib memakai selendang.
2.      Khutbah berisi anjuran istigfar, merendahkan diri kepada Allah dan menyakinkan bahwa Allah akan mengabulkan doa apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh.
3.      Doa-doanya adalah untuk meminta hujan.
4.      Tangan diangkat tinggi-tinggi ketika berdoa.
5.      Pada pertengahan khutbah kedua dan ketika membaca doa, khatib berpaling menghadap kiblat dan bersama-sama berdoa.
6.      Ketika berpaling khatib mengubah selendangnya. Yang kanan ke kiri dan yang atas ke bawah.
k.      Shalat Thuhur
Ialah shalat sunah yang dikerjakan sesudah wudhu. Jumlahnya 2 rakaat. Waktunya sesudah  berwudhu. Caranya seperti Shalat fardhu biasa.
l.         Shalat Itidzhar
Ialah shalat untuk menanti datang imam atau khatib. Jumlahnya 2 rakaat dan boleh terus sampai datangnya khutbah pada hari jumat.
m.     Shalat Sunah Thawaf
Ialah shalat sunah 2 rakaat yang dilakukan sesudah thawaf (mengelilingi ka’bah di Mekkah).
n.       Shalat sunah 2 rakaat ketika hendak berpergian dan ketika datang dari berpergian. Caranya seperti shalat fardhu biasa.




[1] Lembar akhir
[2] ibid
[3] ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar